A. PENGERTIAN KESEMPATAN KERJA
Kesempatan kerja
merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga
kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat
menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan
angkatan kerja.
Dalam ilmu ekonomi, kesempatan
kerja berarti peluang atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan
pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses
produksi
dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, keterampilan dan
bakatnya masing-masing.
Kesempatan Kerja
(demand for labour) adalah suatu keadaan yang menggambarkan/ketersediaan
pekerjaan (lapangan kerja untuk diisi oleh para pencari kerja). Dengan demikian
kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja.
Sementara itu, angkatan
kerja (labour force) menurut Soemitro Djojohadikusumo didefinisikan sebagai
bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari
kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Bisa juga disebut sumber
daya manusia.
Banyak sedikitnya
jumlah angkatan kerja tergantung komposisi jumlah penduduknya. Kenaikan jumlah
penduduk terutama yang termasuk golongan usia kerja akan menghasilkan angkatan
kerja yang banyak pula. Angkatan kerja yang banyak tersebut diharapkan akan
mampu memacu meningkatkan kegiatan ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Pada kenyataannya, jumlah penduduk yang banyak tidak
selalu memberikan dampak yang positif terhadap kesejahteraan.
Tenaga
kerja memegang peranan yang sangat penting dalam roda perekonomian suatu
negara, karena:
1.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor
produksi.
2. Sumber Daya Alam.
3. Kewiraswastaan.
Tenaga
kerja juga penting dilihat dari segi kesejahteraan masyarakat. Adapula masalah yang
ditimbulkan dari banyaknya tenaga kerja:
1.
Masalah-masalah perluasan kesempatan
kerja.
2.
Pendidikan yang dimiliki angkatan kerja.
3. Pengangguran.
Sumitro Djojohadikusumo
mendefinisikan angkatan kerja sebagai bagian dari jumlah penduduk yang
mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan
pekerjaan yang produktif. Faktor-faktor yang menentukan angkatan kerja menurut
Sumitro diantaranya:
a.
Jumlah dan sebaran usia penduduk.
b.
Pengaruh keaktifan bersekolah terhadap
penduduk berusia muda.
c.
Peranan kaum wanita dalam perekonomian.
d. Pertambahan penduduk yang
tinggi.
e. Meningkatnya jaminan
kesehatan.
B. JUMLAH PENDUDUK, KESEMPATAN
KERJA, DAN PENGANGGURAN
Jumlah penduduk yang besar
pada dasarnya merupakan potensi yang sangat berharga ditinjau dari segi tenaga
kerja, jika dapat didayagunakan dengan baik, penduduk yang sangat banyak dan
memiliki keterampilan ini merupakan potensi yang berharga. Jumlah penduduk yang besar dan tidak memiliki keterampilan ini adalah
kerugiannya yang dapat menyebabkan pengangguran di mana-mana.
Hal
yang diharapkan kesempatan seimbang dengan angkatan kerja tetapi hal ini tidak
terwujud. Beberapa teori tentang “Dapatkah
kesempatan kerja menampung seluruh angkatan kerja?”
·
Menurut kaum klasik, jika terjadi
pengangguran dalam suatu negara, itu berarti penawaran tenaga kerja lebih besar
daripada permintaan tenaga kerja.
·
Keynes, penggunaan tenaga kerja secara
penuh jarang sekali terjadi.
Pengangguran dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu:
v Pengangguran terselubung
(Disguissed Unemployment)
v Setengah menganggur (Under
Unemployment)
v Pengangguran terbuka (Open
Unemployment)
C. SEBAB-SEBAB
TERJADINYA PENGANGGURAN
1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang
dengan Kesempatan Kerja.
Maksudnya adalah kondisi
dimana jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang
tersedia, karena kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak
Seimbang.
Upah tenaga kerja tidak terdidik di sekitar pertanian cenderung lebih
rendah daripada upah tenaga kerja yang sama diluar sektor pertanian. Dengan
demikian, terjadi perbedaan mutu tenaga kerja antara sektor pertanian dan
sektor yang lain.
3. Kebutuhan jumlah dan Jenis Tenaga
Terdidik dan Penyediaan Tenaga Terdidik Tidak Seimbang.
Besarnya kesempatan kerja
belum tentu menjamin tidak terjadi pengangguran, karena belum tentu terjadi
kesesuaian tingkat pendidikan yang dibutuhkan dengan yang tersedia. Hal ini dapat mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat
mengisi kesempatan yang tersedia.
4. Adanya Kecenderungan Semakin
Meningkatnya Peranan dan Aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam Seluruh Struktur
Angkatan Kerja Indonesia.
Dalam Repelita V, diperkirakan 47.5%-nya adalah tenaga kerja wanita.
5. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga
Kerja Antar Daerah Tidak Seimbang.
Jumlah angkatan kerja di suatu daerah mungkin saja lebih besar dari
kesempatan kerja, sedang di daerah lain dapat terjadi sebaliknya. Keadaan
tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja ke daerah lain, bahkan ke
negara lain.
D. DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP PEREKONOMIAN
Pengangguran secara tidak langsung berkaitan dengan pendapatan nasional.
Tingginya jumlah pengangguran akan menyebabkan turunnya Gross Domestic Product.
Makin banyak barang dan jasa yang dihasilkan, makin tinggi pendapatan nasional
bangsa itu, yang memungkinkan dilakukannya tabungan yang selanjutnya dapat
digunakan untuk investasi, selanjutnya investasi akan memperbesar kesempatan
kerja.
Masalah lain yang berkaitan dengan pendapatan nasional dan kesempatan kerja
adalah tingkat produktivitas tenaga kerja. Pendapatan nasional akan naik jika
terjadi peningkatan produktivitas tenaga kerja.
E. USAHA UNTUK MENGATASI
PENGANGGURAN
1. Memperluas Kesempatan Kerja.
Dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kegiatan
ekonomi yang sudah ada, maupun dengan menambah kegiatan ekonomi yang baru.
Menurut Prof. Soemitro Djojohadikusumo, usaha perluasan kesempatan kerja dapat
dilakukan dengan cara:
1. Pengembangan industri.
2. Melalui berbagai proyek
pekerjaan umum.
2. Penurunan Angkatan Kerja.
Diantaranya dapat dilakukan dengan peningkatan
program Wajib Belajar 9 Tahun bagi anak usia sekolah.
Dalam rangka pemerataan tenaga kerja dan kesempatan
kerja, perlu ditingkatkan berbagai langkah, antara lain:
1.
Pendayagunaan angkatan kerja dari daerah
yang kelebihan tenaga kerja ke daerah/negara lain yang membutuhkan tenaga
kerja.
2.
Pengembangan usaha kecil dan tradisional
serta sektor informal yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.
3.
Pembinaan angkatan kerja usia muda, agar
dapat mengisi tuntutan latar belakang pendidikan/kemampuan yang diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar